- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Jangan menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Bagi kita orang percaya sering mendengarkan Firman ini didalam kehidupan kerohanian kita. Terkadang dalam rasa kecewa terhadap seseorang membuat kita tanpa disadari telah menjatuhkan diri kita dalam dosa menghakimi.
Kita tidak berhak menghakim sesama kita, karena kita juga tidak luput dari kesalahan. Hak penghakiman ada pada Allah. Ayat Alkitab yang menjadi pengajaran bagi kita untuk tidak menghakimi sesama kita adalah:
Matius 7:1-5
7 : 1 “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7 : 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7 : 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7 : 4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7 : 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Orang yang Menghakimi akan Menghadapi Penghakimannya Sendiri
Selumbar adalah benda yang sangat kecil. Gambaran seperti itu sangat digemari karena sangat mengena dengan pelajaran yang sedang diberikan.
Menghakimi – Cerminan Sikap Merasa Unggul
Menghakimi merupakan suatu kewenangan, kewenangan dari penguasa. Ajaran untuk tidak menghakimi memiliki arti setiap orang dari antara kita tidak boleh menempatkan diri di atas orang lain. Mengapa kita tidak mengekang hasrat untuk membandingkan diri ini, bukankah hal itu sepenuhnya wewenang Allah ?
Tuhan Menghargai Orang yang Rendah Hati
Kita harus belajar untuk menghormati terutama mereka yang paling rendah di antara kita. Orang-orang penting itu sudah mendapat penghormatan yang cukup dari dunia dan kita tidak perlu menambah besar kepala mereka.
Tidak Menghakimi bukan berarti Membutakan Mata terhadap Dosa
Ayat Alkitab juga mengajarkan kita untuk tidak membiarkan dosa terjadi akibat dari tidak menghakimi.
Matius 18:15 - 20
18 : 15 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
18 : 16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
18 : 17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
18 : 18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.
18 : 19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
18 : 20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
Berbicara dengan Sikap yang Dilandasi oleh Kasih dan Kepedulian yang mendalam
Pada saat kita menghakimi, mengutuk seseorang, maka kita tidak sedang mempedulikan keselamatannya. Tidak satu manusia pun diberi kewenangan untuk mengutuk atau menjatuhkan hukuman secara final, yang berarti memisahkan orang tersebut dari keselamatan.
Kasih kepada diri sendiri membutakan kita dari kenyataan hidup kita
Tanpa adanya kasih yang tulus, memang hanya kekritisan saja yang akan muncul. Jangan pernah percaya pada orang yang berkata kepada kamu, “Aku mengasihi kamu, itu sebabnya aku mengkritik kamu.” Itu adalah kemunafikan.
Karena orang yang mengasihi kamu akan datang langsung kepada kamu dan berkata, “Saudara, engkau sudah melakukan hal ini, saya sebenarnya enggan mengatakan hal ini kepadamu, tetapi…” Dan ia tidak akan pernah mengatakan ketidak-setujuannya dengan kamu atau tentang kelemahan kamu kepada orang lain. Dan ia tidak akan pernah menyebarkan ketidak-puasannya dengan kamu kepada orang lain. Itulah kasih.
Jika ada orang yang berkata kepada kamu, “Saya tidak setuju dengan kamu”, tetapi mereka tidak memberitahu apa yang tidak mereka setujui itu. Mereka membiarkan kamu menebak dalam kegelapan. Orang lain tahu bahwa ia tidak sepakat dengan kamu tetapi kamu sendiri tidak tahu mengapa.
Apakah itu disebut kasih juga ? ……. Tidak ……. ……. Itu adalah kemunafikan …….
Ayat Alkitab yang menjelaskan arti kasih yang sesungguhnya adalah :
1 Korintus 13 : 4 - 7
13 : 4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13 : 5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13 : 6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13 : 7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
- Kasih tidak mencari keuntungan sendiri
- Kasih tidak akan memaksakan kehendak ke atas orang lain.
- Kasih akan berkata, “Apa yang engkau inginkan?”
- Jika kamu terlalu mengasihi dirimu sendiri...
- Kamu tidak akan dapat melihat kesalahan kamu
- Sekalipun sebuah balok melekat di mata kamu..
- Kamu tidak akan memperhatikannya.
- Jadi, mengapa kamu melihat selumbar di mata orang lain?
- Karena kamu sebenarnya tidak pernah mengasihi orang tersebut sama sekali.
- Maka semua kesalahan mereka akan langsung tampak.
- Sekalipun kita sudah melakukan tindakan yang benar
- Belum tentu sikap kita benar pula pada saat melakukan hal tersebut.
Kita diharuskan untuk Mengasihi dan bukannya untuk Mengecam
Kita hadir di dunia ini untuk saling mengasihi. Bukannya untuk menempatkan diri di atas orang lain. Sikap adalah titik awal. Jika kita benar-benar mengasihi seseorang, Kita tidak akan memiliki alasan untuk mengecam orang lain.
Rahasia kehidupan – Efek Timbal Balik dari Tindakan kita
“Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Jika kamu tidak mengampuni sesamamu, kamu tidak akan diampuni. Kamu menghakimi sesamamu, maka Allah akan menghakimi kamu. Semakin berat kutukan kamu, semakin berat pula Allah akan mengutuk kamu.
Pada saat kamu mengecam sesamamu, kamu sedang mengumumkan penghakiman atas diri kamu sendiri........ Begitu juga sebaliknya …… Jika sesamamu membutuhkan sesuatu dan kamu menolongnya, maka Allah akan memperhatikan kamu dengan ukuran yang sama. Jika kamu membantu sesamamu yang kekurangan, maka kamu sendiri tidak akan kekurangan.
Illustrasi
Seorang saudara yang sedang membutuhkan uang mendapat bantuan dari saudara yang lain. Dan ketika ia menerima uang itu, ia mendapati ada saudara lain yang lebih memerlukan uang tersebut, dan ia menyerahkan uang pinjaman itu untuk memberi pertolongan. Tidak peduli pada keperluannya sendiri, ia memberikan uang itu kepada orang yang lebih membutuhkan. Lalu Allah menyediakan baginya uang lagi bagi keperluannya. Hasilnya kamu lihat sendiri, tidak pernah ada kekurangan, semakin banyak kamu memberi semakin banyak kamu menerima.
Apakah kamu memiliki iman dan keberanian untuk mencobanya dalam kehidupan sehari - hari ? Karena iman dan keberanian berjalan bersama
Ingatlah Allah menyatakan bahwa :
- Semakin banyak kamu memberi, semakin banyak kamu menerima
- Ukuran yang kamu tetapkan menjadi ukuran yang kamu hadapi.
Semoga menjadi renungan bagi kita untuk dapat terus bertumbuh didalam iman dan semakin erat hidup bergaul dengan Tuhan dan berkat bagi banyak orang.
Tuhan Memberkati
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan etika. Terima kasih