- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Perumpamaan ini menggambarkan dengan jelas tentang arti sesama yang sebenarnya. Dimana orang samaria yang murah hati ini menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan. Dalam menolong, orang samaria ini tidak memandang siapakah orang ini, apa yang dilanggarnya kalau menolongnya, dan hal lain yang akan terjadi dengan menolong orang tersebut. Yang menarik lagi ada dua orang yang melewati orang tersebut dan membiarkannya terluka. Kenapa ?
Kita juga pasti pernah melakukan hal tersebut bukan ? Mungkin memang tidak didalam kasus yang sama, mungkin dikasus yang lainnya. Gambaran perumpamaan tentang orang samaria yang murah hati ini tidak semata-mata untuk korban yang sedang sekarat saja.
Di kehidupan nyata kita begitu banyak hal yang akan terjadi terhadap sesama kita. Sebagai orang yang percaya, kita harus menolong dengan mengesampingkan penggolongan - penggolongan yang diciptakan oleh dunia. Penggolongan ras, suku, agama, jabatan, status sosial, dan sebagainya. Berikut Perumpamaan Tentang Seorang Samaria Yang Murah Hati dalam Alkitab :
Di kehidupan nyata kita begitu banyak hal yang akan terjadi terhadap sesama kita. Sebagai orang yang percaya, kita harus menolong dengan mengesampingkan penggolongan - penggolongan yang diciptakan oleh dunia. Penggolongan ras, suku, agama, jabatan, status sosial, dan sebagainya. Berikut Perumpamaan Tentang Seorang Samaria Yang Murah Hati dalam Alkitab :
Lukas 10 : 25 - 37
- Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
- Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
- Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
- Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
- Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
- Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
- Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
- Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
- Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
- Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
- Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
- Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
- Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Pelajaran yang dapat kita ambil dari perumpamaan seorang samaria yang murah hati ini adalah:
1. Kasih itu tidak ada batasan.
Kita tidak perlu melihat status, derajat, kedudukan, dll pada saat kita harus membantu dan menolong orang lain. Tapi ingatlah bahwa setiap orang dikasihi Allah, bantulah.
Baca Juga : 4 Cara Allah Mengasihi Kita
2. Paham saja tidak cukup
Terkadang kita sudah memahami sesuatu tetapi enggan melakukannya karena berbagai perbedaan - perbedaan yang akhirnya kita tidak jadi melakukannya. Ingat sekali lagi kasih itu tanpa batasan. Lakukanlah.
3. Yang terpenting hati yang benar
Hati adalah kunci dari kita melakukan hal yang benar atau tidak benar. Latihlah setiap hari hati kita untuk dapat menilai dan melakukan hal yang benar. Poleslah.
Baca Juga : Hidup Bergaul dengan Tuhan
4. Kasihi Sesama bukan yang sama
Allah menciptakan manusia bukan dengan penggolongan. Allah menciptakan manusia sama. Jadi tidak ada alasan kita memisahkan, mengelompokkan, membeda-bedakannya. Bersatulah.
Semoga menjadi bahan renungan kita untuk dapat memahami kasih Allah pada kita dan menjadi pelaku - pelaku firman - Nya.
Tuhan Memberkati
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan etika. Terima kasih