- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Di dalam konteks pengampunan tak terbatas terhadap satu sama lain, Tuhan Yesus menyampaikan perumpamaan tentang orang yang berhutang 10 ribu talenta. Perumpamaan ini diberikan segera setelah percakapan-Nya dengan Petrus dan dicatat di ayat 23-35 dari Matius 18.
Kita tahu bahwa kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26). Jika kita terluka tatkala saudara kita berbuat dosa terhadap kita, Allah juga terluka tatkala kita berbuat dosa terhadap Dia (juga tatkala kita berbuat dosa terhadap saudara kita). Tidak masalah apakah perilaku kita itu memengaruhi seseorang atau tidak. Terlepas apakah dosa yang kita lakukan itu melukai sesama kita atau tidak, dosa itu akan selalu melukai hati Allah. Berikut Perumpamaan tentang 10 Ribu Talenta dalam Alkitab :
Matius 18 : 23 - 35
- Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
- Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
- Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
- Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
- Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
- Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
- Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
- Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
- Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
- Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
- Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
- Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
- Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Gambaran dalam hidup
Raja dalam perumpamaan tersebut adalah Allah, orang yang berhutang sepuluh ribu talenta adalah saya, orang yang berhutang 100 dinar kepada saya adalah saudara saya yang telah berbuat dosa terhadap saya, dan talenta adalah ukuran dosa. Dosa saya terhadap Allah tak terhitung jumlahnya. Banyak sekali, dosa yang sama yang saya lakukan hari demi hari, lagi dan lagi. Saya datang kepada Allah memohon pengampunan dan Dia mengampuni saya.
Darah Yesus Kristus menyucikan saya dari segala dosa. Allah telah mengampuni semua hutang dosa saya yang lama dan Ia akan mengampuni ketika saya meminta ampun atas dosa-dosa saya yang baru, sehingga hari demi hari saya dapat hidup “bebas dari hutang”!! Tetapi kemudian datanglah orang ini, saudara saya ini, dan ia berbuat dosa terhadap saya.
Dan saya tidak mau berpikir bahwa “Saya juga orang yang berhutang kepada Allah. Dia mengampuni dan menghapuskan hutang saya setiap hari. Saya harus melakukan hal yang sama terhadap saudara saya”. Sebaliknya yang saya katakan adalah: “Tidak. Saya tidak bisa terima semua hutangmu kepada saya. Sudah cukup. Saya tidak mau mengampunimu.
Jebloskan saja orang ini, yang meminta pengampunan kepada saya, ke dalam penjara. Lemparkan dia ke sana. Saya tidak mau kenal orang ini lagi (atau cara yang lebih halus “Saya akan menjaga jarak dengan dia”)”. Ketika kita bersikap seperti ini, sesungguhnya kita telah melupakan betapa banyak Allah telah mengampuni kita! Dan bukan hanya itu saja, tetapi dengan “menghakimi” saudara kita, kita juga sedang mengundang penghakiman Allah terjadi dalam hidup kita sendiri.
Darah Yesus Kristus menyucikan saya dari segala dosa. Allah telah mengampuni semua hutang dosa saya yang lama dan Ia akan mengampuni ketika saya meminta ampun atas dosa-dosa saya yang baru, sehingga hari demi hari saya dapat hidup “bebas dari hutang”!! Tetapi kemudian datanglah orang ini, saudara saya ini, dan ia berbuat dosa terhadap saya.
Dan saya tidak mau berpikir bahwa “Saya juga orang yang berhutang kepada Allah. Dia mengampuni dan menghapuskan hutang saya setiap hari. Saya harus melakukan hal yang sama terhadap saudara saya”. Sebaliknya yang saya katakan adalah: “Tidak. Saya tidak bisa terima semua hutangmu kepada saya. Sudah cukup. Saya tidak mau mengampunimu.
Jebloskan saja orang ini, yang meminta pengampunan kepada saya, ke dalam penjara. Lemparkan dia ke sana. Saya tidak mau kenal orang ini lagi (atau cara yang lebih halus “Saya akan menjaga jarak dengan dia”)”. Ketika kita bersikap seperti ini, sesungguhnya kita telah melupakan betapa banyak Allah telah mengampuni kita! Dan bukan hanya itu saja, tetapi dengan “menghakimi” saudara kita, kita juga sedang mengundang penghakiman Allah terjadi dalam hidup kita sendiri.
Ketika kita tidak mau mengampuni, tetapi bertindak sebagai hakim. Ketika kita menghakimi dan menjatuhkan hukuman kepada saudara kita, kita pun mengundang penghakiman Allah atas hidup kita dan dosa-dosa kita! Yesus sangat jelas dalam hal ini: “Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu”! Yang Yesus maksudkan adalah: “Waspadalah. Jika kamu bertindak sebagai hakim bagi dosa-dosa saudaramu terhadap kamu, Allah pun akan mulai bertindak sebagai HAKIM dan akan menjatuhkan hukuman atas dosa-dosamu juga.
Bukannya menerima pengampunan atas “hutang”, kita justru menerima hukuman! Bukannya mengalami hidup yang “bebas dari hutang”, kita justru akan “dijebloskan ke dalam penjara”. Kita mungkin tidak menyukai ini, tetapi inilah yang Tuhan katakan! Pengampunan bukan pilihan. Pengampunan adalah KEHARUSAN. Dosa adalah realitas dan sebagaimana orang lain berbuat dosa terhadap kita, kita pun berbuat dosa terhadap orang lain dan terhadap Allah.
Kapan pun kita merasa kesulitan untuk mengampuni dan menghadapi perilaku serta dosa yang dilakukan berulang kali terhadap kita, pikirkanlah tentang pengampunan dari Allah. Pikirkanlah berapa banyak kali Tuhan telah mengampuni kita dan akan terus mengampuni kita. Kita semua adalah orang yang berhutang 10 ribu talenta dan hutang orang kepada kita hanya beberapa sen saja. Lepaskanlah mereka! Ampunilah mereka!
Kapan pun kita merasa kesulitan untuk mengampuni dan menghadapi perilaku serta dosa yang dilakukan berulang kali terhadap kita, pikirkanlah tentang pengampunan dari Allah. Pikirkanlah berapa banyak kali Tuhan telah mengampuni kita dan akan terus mengampuni kita. Kita semua adalah orang yang berhutang 10 ribu talenta dan hutang orang kepada kita hanya beberapa sen saja. Lepaskanlah mereka! Ampunilah mereka!
-Tuhan Memberkati-
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan etika. Terima kasih