- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Perumpamaan ini merupakan cerita yang menarik, yang dimaksudkan untuk memberikan pengajaran tentang kesiapan dalam menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Berikut perumpamaan tentang lima gadis bijak dan lima gadis bodoh.
Matius 25 : 1 - 13
- "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
- Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
- Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
- sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
- Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
- Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
- Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
- Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
- Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
- Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
- Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
- Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
- Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Lima dari sepuluh gadis-gadis itu bodoh; dan lima lagi bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh telah membawa pelita mereka, tetapi tidak membawa persediaan minyak. Lima gadis pengiring yang bodoh telah tiba di rumah pengantin wanita tanpa persiapan apa-apa; mereka lalai membawa minyak tambahan.
Perumpamaan ini berakhir dengan adegan lima gadis yang menjumpai pintu telah tertutup, mereka berteriak, "Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!" Teriakan mereka yang terus-menerus itu akhirnya mendorong pengantin laki-laki untuk pergi ke pintu dan memberitahu gadis-gadis itu bahwa dia tidak ingin berurusan dengan mereka. Mereka sudah terlambat.
Tidak ada di dalam perumpamaan yang menunjukkan bahwa kesepuluh gadis itu diharapkan tetap terjaga. Baik gadis yang bijaksana maupun yang bodoh tertidur sementara mereka sedang menunggu. Berjaga-jaga bukanlah merupakan pengajaran utama yang diajarkan di dalam perumpamaan ini. Tetapi pengajaran yang dominan adalah mengenai kualitas kesiapan.
Perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh ditujukan kepada pengikut-pengikut Yesus. Gadis-gadis bijaksana yang terus-menerus mencoba melakukan kehendak Bapa adalah mereka yang dengan sungguhsungguh berdoa "Datanglah, Tuhan Yesus, datanglah dengan segera." Roh Allah senantiasa hadir menerangi, mengobarkan dan memurnikan gadis-gadis bijaksana ini.
Tetapi gadis-gadis yang bodoh adalah mereka yang tidak memberikan perhatian kepada kedatangan Tuhan yang tiba-tiba. Bagi mereka hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali akan datang dengan tidak diduga-duga sementara mereka benar-benar tidak siap sedia. Maka akan menjadi sangat terlambat untuk memperbaiki jalan hidup seseorang.
Tetapi gadis-gadis yang bodoh adalah mereka yang tidak memberikan perhatian kepada kedatangan Tuhan yang tiba-tiba. Bagi mereka hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali akan datang dengan tidak diduga-duga sementara mereka benar-benar tidak siap sedia. Maka akan menjadi sangat terlambat untuk memperbaiki jalan hidup seseorang.
-Tuhan Memberkati-
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan etika. Terima kasih