- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pada zaman Yesus merupakan hak yang istimewa bagi seorang pekerja untuk ditempatkan di dalam posisi untuk mendapatkan gaji. Dengan menyediakan pekerjaan baginya, tuan tersebut telah menunjukkan kebaikan hati kepadanya. Perbuatan tersebut merupakan suatu anugerah dari tuannya.Dengan menghabiskan waktu menganggur di pasar berarti pekerja dan keluarganya bersandar kepada derma.
Pekerja itu tidak memiliki sumber pendapatan, dan tidak selalu ada pemberian dari orang kaya. Karenanya, satu hari kerja merupakan anugerah bagi dia dan keluarganya. Dialah yang memerintahkan mandurnya untuk membayar para pekerja, dan dia sendirilah yang mengarahkan para pekerja yang berpikir bahwa mereka dicurangi. Pemilik kebun anggurlah yang mengontrol situasi mulai dari permulaan sampai akhir. Berikut Perumpanaan Tentang pekerja - pekerja di kebun anggur
(Matius 20 : 1 - 16)
- "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.
- Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
- Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar.
- Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi.
- Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
- Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?
- Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
- Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.
- Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.
- Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.
- Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,
- katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
- Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
- Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
- Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
- Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Pokok permasalahannya bukanlah masalah kecurangan atau penipuan. Sebaliknya, tak seorang pun yang diperlakukan tidak adil. Sebagian besar para pekerja mengalami kemurahan hati si pemilik tanah. Jika ada orang yang mau berkorban dalam masalah ekonomi demi kebajikan, orang tersebut adalah si pemilik tanah. Pemilik tanah tersebut akan merasa jauh lebih baik jika telah membayar para pekerja dengan jumlah gaji yang tepat. Dia disalahkan karena kemurahan hatinya yang tulus.
Pengajaran yang disampaikan di dalam Perumpamaan Tentang Pekerja - Pekerja Di Kebun Anggur ini adalah kasih karunia menggantikan praktek-praktek keadilan yang memihak dan praktek-praktek bisnis demi keuntungan. Tuan di dalam perumpamaan ini pergi ke pasar beberapa kali dalam satu hari dan melihat di belakang tiap-tiap pekerja ada keluarga yang memerlukan sokongan.
Dia tahu bahwa jumlah dibawah sedinar tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dalam sehari. Oleh karena itu, tuan tersebut membayar para pekerja yang bekerja selama setengah hari berdasarkan kebutuhan akan besarnya tanggungan mereka pada hari itu, bukan berdasarkan hitungan jam kerja. Dia adalah orang yang paling murah hati.
Dia tahu bahwa jumlah dibawah sedinar tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dalam sehari. Oleh karena itu, tuan tersebut membayar para pekerja yang bekerja selama setengah hari berdasarkan kebutuhan akan besarnya tanggungan mereka pada hari itu, bukan berdasarkan hitungan jam kerja. Dia adalah orang yang paling murah hati.
Kata Yesus, hal ini sama dengan apa yang ada di dalam Kerajaan Sorga. Karena Allah begitu baik, prinsip kasih karunia menang. Prinsip di dalam dunia adalah bahwa dia yang bekerja paling lama menerima gaji yang paling banyak. Ini namanya adil. Tetapi prinsip-prinsip jasa dan kemampuan dikesampingkan di dalam Kerajaan Allah, sehingga kasih karunia dapat berlaku.
Perumpamaan Tentang Pekerja - Pekerja Di Kebun Anggur ini akan selalu tidak dapat diterima oleh orang - orang yang mengharapkan dapat mengatur keselamatan menurut aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang dibuat manusia. Tetapi Kerajaan Sorga bebas dari birokrasi manusia, seperti yang diajarkan dalam Alkitab. Kasih karunia Allah penuh dan bebas untuk semua orang yang datang kepada-Nya di dalam iman
-Tuhan Memberkati-
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan etika. Terima kasih